Cara asyik makan sayur. (Dok. Shutterstock) |
Saya pernah mengalami masa-masa 'sulit' itu, ketika anak saya dengan sangat ahli selalu berhasil meminggirkan daun-daunan yang ada di piringnya, meski saya sudah mengiris-irisnya dengan sangat tipis. Tapi untunglah, masa-masa itu tak berlangsung lama. Lewat usia 5 tahun, entah kenapa anak saya memutuskan tak lagi bermusuhan dengan aneka sayur tersebut.
Saya, yang pasti bernapas sangat lega. Pasalnya, sebagai mantan anak jurusan Gizi waktu kuliah, saya benar-benar paham dan tahu betapa sayuran dan buah-buahan diperlukan sebagai sumber utama serat untuk kesehatan pencernaan anak.
Saya benar-benar khatam soal relasi antara kesehatan pencernaan dengan imunitas tubuh, serta kaitannya dengan kesehatan secara keseluruhan. Jadi, wajar kalau saya agak idealis dalam menerapkan pola makan buat anak, apalagi kejadian itu dialami oleh anak pertama.
Oya, soal penyebab kenapa anak saya tiba-tiba tak lagi bermusuhan dengan sayur, saya tidak tahu pasti. Tapi, sepertinya sedikit banyak ada pengaruh dari upaya-upaya dan sedikit manipulasi yang saya lakukan.
Tidak, saya tidak pakai trik menyembunyikan sayuran di dalam makanan anak. Saya pantang pakai cara itu. Karena dulu salah seorang dosen saya pernah bilang, kalau trik sembunyi-sembunyi seperti ini hanya akan membuat anak trauma dan semakin memusuhi sayur, karena merasa dibohongi. Jadi, saya pilih pakai cara yang lebih smart. Ini dia cara saya:
1. Dibuat samgyeopsal
Mama pecinta drama Korea, pasti tak asing dengan makanan Korea yang satu ini. Samgyeopsal adalah menggunakan daun selasa atau daun perilla untuk membungkus daging bakar dan kimchi. Nah, iseng-iseng coba cara itu pada anak saya. Awalnya, saya bungkus potongan kecil daging sapi yang dimasak semur dengan selembar daun bayam merah. Saya bilang ke anak saya, "Kalau orang luar negeri, makannya begini, nih!" Eh, dia tertarik mau coba.
Saya sebenarnya tidak berharap iseng-iseng itu bakal bikin anak saya jadi suka sayur. Tapi, sepertinya karena pada dasarnya ia juga suka nonton drama Korea, jadinya cara makan sayur yang seperti itu cukup 'nancap' di kelapanya. Besoknya, ia minta dibuatkan 'Samgyeopsal' lagi hahaha... Kali ini, pakai daun kangkung yang diisi cuilan ikan goreng.
2. Makan sayur di restoran fastfood
Anak mana, sih, yang tidak suka kalau diajak ke restoran fastfood? Iya, anak saya juga. Nah, saya pernah iseng pesan salad di restoran fastfood ketika sedang makan sama dia. Eh, dia tertarik mau coba. Dan ternyata dia suka. Ya, meski banyak orang bilang salad di gerai fast food masih jauh dari kategori sehat lantaran pakai mayones dan potongan ayam goreng tepung yang tinggi kalori, bagi saya itu jauhuuhh lebih mending daripada anak tidak mau makan sayur sama sekali. Jadilah sejak saat itu, anak saya suka sama yang namanya salad, meski tidak dibeli di restoran fast food.
3. Minum Heavenly Blush Yo! Kids
Kalau yang ini, gara-gara pernah dapat goodie bag yang salah satu isinya adalah Heavenly Blush Yo! Kids rasa Raspberry Pumpkin. Dari sedotan pertama, anak saya langsung suka sama yogurt ini. Jadilah sejak itu, setiap kali kita ke supermarket, dia selalu mengajak saya ke lorong yang ada Heavenly Blush Yo! Kids-nya. Semua rasa sudah ia coba, Banana Berries Broccoli, Mango Carrot, Lychee Spinach, dan Raspberry Pumpkin. Favoritnya, ya tetap si Raspberry Pumpkin yang pertama kali ia coba.
4 varian Heavenly Blush Yo! Yogurt (Dok. Heavenly Blush) |
Sejujurnya, saya bersyukur produk semacam Heavenly Blush Yo! Kids ini. Saya yang pada dasarnya tidak suka yogurt, memang selama ini tidak pernah memperkenalkan yogurt pada anak. Iya lah, mamanya saja nggak doyan!
Tapi, saya senang banget ada yang menciptakan Yo! Yogurt for kids ini. Bisa dibilang, jarang banget, bahkan tidak ada, yogurt anak. Iya, yogurt yang memang khusus dibuat untuk anak. Ini pasti staf Research & Development-nya keren banget sampai kepikiran untuk menciptakan varian ini demi membantu memenuhi kebutuhan serat anak.
Berbekal ilmu gizi di bangku kuliah, saya tahu kalau yogurt itu gudangnya probiotik yang menyehatkan pencernaan. Dan begitu ketemu dengan Heavenly Blush Yo! Kids yang isinya serat sayur dan buah, makin merasa kalau ini benar-benar 'jodoh' buat kesehatan pencernaan anak. Bagaimana tidak jodoh, kalau probiotik yang notabene sahabat pencernaan dipadukan dengan serat sayur dan buah yang juga tak kalah hebat manfaatnya buat pencernaan. Jadi makin dahsyat, ga, sih?
Note:
Oiya, saya mau tambahin sedikit informasi, nih. Beberapa waktu lalu, saya pernah iseng coba-coba berkreasi dengan Heavenly Blush Yo! Kids untuk bikin puding buah. Kebetulan ada mangga di kulkas yang rasanya maniiis banget. Ga berani pakai banyak-banyak dulu, karena kan masih dalam tahap coba-coba. Eh, ternyata enak, lho. Ini resepnya:
Puding mangga yogurt. (Dok. Shutterstock) |
Bahan:
1 buah mangga harum manis, potong dadu
1 kotak (200 ml) Heavenly Blush Yo! Yogurt mango Carrot
1 bungkus agar agar putih
1 gelas air matang
1 kotak (250 ml) susu cair putih
Cara membuat:
1. Blender mangga dengan yogurt, sisihkan.
2. Di panci, larutkan agar-agar bubuk dengan air matang.
3. Tambahkan susu cair, aduk hingga rata.
4. Tambahkan campuran mangga dan yogurt, aduk rata.
5. Masak hingga mendidih.
6. Tuangkan ke dalam cetakan yang sudah dibasahi dengan air matang, kemudian hias bagian atas dengan sisa potongan mangga.
7. Tunggu hingga mengeras, dan simpan di dalam kulkas.