Senin, 11 Maret 2019

Heavenly Blush Yo! Kid, Cara Asyik Dapat Asupan Serat Sayur dan Buah

Cara asyik makan sayur. (Dok. Shutterstock)
Sepertinya, memang sudah takdirnya kalau sayur dan buah itu kurang bersahabat dengan anak-anak. Buktinya, banyak teman sesama mama yang kerap mengeluh kalau anaknya susah makan sayur, atau melakukan GTM (gerakan tutup mulut) saat disodori makanan yang ada sayurnya. Ayo, siapa yang merasa senasib di sini?

Saya pernah mengalami masa-masa 'sulit' itu, ketika anak saya dengan sangat ahli selalu berhasil meminggirkan daun-daunan yang ada di piringnya, meski saya sudah mengiris-irisnya dengan sangat tipis. Tapi untunglah, masa-masa itu tak berlangsung lama. Lewat usia 5 tahun, entah kenapa anak saya memutuskan tak lagi bermusuhan dengan aneka sayur tersebut.

Saya, yang pasti bernapas sangat lega. Pasalnya, sebagai mantan anak jurusan Gizi waktu kuliah, saya benar-benar paham dan tahu betapa sayuran dan buah-buahan diperlukan sebagai sumber utama serat untuk kesehatan pencernaan anak.

Saya benar-benar khatam soal relasi antara kesehatan pencernaan dengan imunitas tubuh, serta kaitannya dengan kesehatan secara keseluruhan. Jadi, wajar kalau saya agak idealis dalam menerapkan pola makan buat anak, apalagi kejadian itu dialami oleh anak pertama.

Oya, soal penyebab kenapa anak saya tiba-tiba tak lagi bermusuhan dengan sayur, saya tidak tahu pasti. Tapi, sepertinya sedikit banyak ada pengaruh dari upaya-upaya dan sedikit manipulasi yang saya lakukan.
Tidak, saya tidak pakai trik menyembunyikan sayuran di dalam makanan anak. Saya pantang pakai cara itu. Karena dulu salah seorang dosen saya pernah bilang, kalau trik sembunyi-sembunyi seperti ini hanya akan membuat anak trauma dan semakin memusuhi sayur, karena merasa dibohongi. Jadi, saya pilih pakai cara yang lebih smart. Ini dia cara saya:

1. Dibuat samgyeopsal
Mama pecinta drama Korea, pasti tak asing dengan makanan Korea yang satu ini. Samgyeopsal adalah menggunakan daun selasa atau daun perilla untuk membungkus daging bakar dan kimchi. Nah, iseng-iseng coba cara itu pada anak saya. Awalnya, saya bungkus potongan kecil daging sapi yang dimasak semur dengan selembar daun bayam merah. Saya bilang ke anak saya, "Kalau orang luar negeri, makannya begini, nih!" Eh, dia tertarik mau coba.

Saya sebenarnya tidak berharap iseng-iseng itu bakal bikin anak saya jadi suka sayur. Tapi, sepertinya karena pada dasarnya ia juga suka nonton drama Korea, jadinya cara makan sayur yang seperti itu cukup 'nancap' di kelapanya. Besoknya, ia minta dibuatkan 'Samgyeopsal' lagi hahaha... Kali ini, pakai daun kangkung yang diisi cuilan ikan goreng.

2.  Makan sayur di restoran fastfood
Anak mana, sih, yang tidak suka kalau diajak ke restoran fastfood? Iya, anak saya juga. Nah, saya pernah iseng pesan salad di restoran fastfood ketika sedang makan sama dia. Eh, dia tertarik mau coba. Dan ternyata dia suka. Ya, meski banyak orang bilang salad di gerai fast food masih jauh dari kategori sehat lantaran pakai mayones dan potongan ayam goreng tepung yang tinggi kalori, bagi saya itu jauhuuhh lebih mending daripada anak tidak mau makan sayur sama sekali. Jadilah sejak saat itu, anak saya suka sama yang namanya salad, meski tidak dibeli di restoran fast food.

3. Minum Heavenly Blush Yo! Kids
Kalau yang ini, gara-gara pernah dapat goodie bag yang salah satu isinya adalah Heavenly Blush Yo! Kids rasa Raspberry Pumpkin. Dari sedotan pertama, anak saya langsung suka sama yogurt ini. Jadilah sejak itu, setiap kali kita ke supermarket, dia selalu mengajak saya ke lorong yang ada Heavenly Blush Yo! Kids-nya. Semua rasa sudah ia coba, Banana Berries Broccoli, Mango Carrot, Lychee Spinach, dan Raspberry Pumpkin. Favoritnya, ya tetap si Raspberry Pumpkin yang pertama kali ia coba.

4 varian Heavenly Blush Yo! Yogurt (Dok. Heavenly Blush)

Sejujurnya, saya bersyukur produk semacam Heavenly Blush Yo! Kids ini. Saya yang pada dasarnya tidak suka yogurt, memang selama ini tidak pernah memperkenalkan yogurt pada anak. Iya lah, mamanya saja nggak doyan!

Tapi, saya senang banget ada yang menciptakan Yo! Yogurt for kids ini. Bisa dibilang, jarang banget, bahkan tidak ada, yogurt anak. Iya, yogurt yang memang khusus dibuat untuk anak. Ini pasti staf Research & Development-nya keren banget sampai kepikiran untuk menciptakan varian ini demi membantu memenuhi kebutuhan serat anak.

Berbekal ilmu gizi di bangku kuliah, saya tahu kalau yogurt itu gudangnya probiotik yang menyehatkan pencernaan. Dan begitu ketemu dengan Heavenly Blush Yo! Kids yang isinya serat sayur dan buah, makin merasa kalau ini benar-benar 'jodoh' buat kesehatan pencernaan anak. Bagaimana tidak jodoh, kalau probiotik yang notabene sahabat pencernaan dipadukan dengan serat sayur dan buah yang juga tak kalah hebat manfaatnya buat pencernaan. Jadi makin dahsyat, ga, sih?

Note:
Oiya, saya mau tambahin sedikit informasi, nih. Beberapa waktu lalu, saya pernah iseng coba-coba berkreasi dengan Heavenly Blush Yo! Kids untuk bikin puding buah. Kebetulan ada mangga di kulkas yang rasanya maniiis banget. Ga berani pakai banyak-banyak dulu, karena kan masih dalam tahap coba-coba. Eh, ternyata enak, lho. Ini resepnya:

Puding mangga yogurt. (Dok. Shutterstock)

Bahan:
1 buah mangga harum manis, potong dadu
1 kotak (200 ml) Heavenly Blush Yo! Yogurt mango Carrot
1 bungkus agar agar putih
1 gelas air matang
1 kotak (250 ml) susu cair putih

Cara membuat:
1. Blender mangga dengan yogurt, sisihkan.
2. Di panci, larutkan agar-agar bubuk dengan air matang.
3. Tambahkan susu cair, aduk hingga rata.
4. Tambahkan campuran mangga dan yogurt, aduk rata.
5. Masak hingga mendidih.
6. Tuangkan ke dalam cetakan yang sudah dibasahi dengan air matang, kemudian hias bagian atas dengan sisa potongan mangga.
7. Tunggu hingga mengeras, dan simpan di dalam kulkas.

Selasa, 09 Februari 2016

Resort World Sentosa, One Stop Holiday Destination





Alhamdulillah... rezeki di akhir tahun lalu, saya dapat undangan dari Singapore Tourism Board untuk menjelajah tempat-tempat wisata populer di Singapura selama 4 hari. Jujur saja, saya belum pernah jalan-jalan ke tempat wisata Singapura sebelumnya. Dulu, sekalinya ke sana, cuma untuk meliput fasilitas kesehatan terkini di sebuah rumah sakit beken di sana.  

Inilah kesan pertama saya ketika tiba di Singapura: Sebuah kota metropolis besar dengan lalu lintas bebas hambatan yang mengalir lancar, dan di kanan-kirinya menjulang gedung-gedung pencakar langit ‘dipagari’ taman-taman kota berwarna hijau tertata rapi. Sesekali, tampak adanya aktivitas pemugaran, pembangunan, atau pemeliharaan sanitasi lingkungan di beberapa titik. Sangat modern dan teratur, itulah gambaran Singapura yang luas seluruh negaranya bahkan tak lebih luas dibandingkan Jakarta. 

Bagi sebagian besar orang Indonesia, Singapura bukan negara asing. Kedekatan lokasi, kemiripan budaya, ditambah dengan banyaknya promo tiket pesawat murah, menjadikan negara ini begitu mudah diakses. Jujur, saya sama sekali tidak merasa sedang berada di luar negeri ketika berada di sini, karena saya banyak mendengar bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dimana-mana. Kalau tak lancar berbahasa Inggris, tak perlu ragu menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara dengan pelayan restoran, petugas di toko, bahkan orang lewat sekalipun. Hampir dipastikan, sebagian besar dari mereka akan mengerti. 

Nah, salah satu tempat wisata wajib kunjung di sini adalah Universal Studio, theme park yang jadi favorit hampir semua wisatawan di Singapura. Saya, tak hanya berkesempatan main di sini secara gratis, tapi juga menjelajah seluruh tempat wisata yang ada di Resort World Sentosa (RWS). Iya, RWS ini adalah sebuah pulau yang bisa dikatakan sebagai one stop holiday destination. Di sini ada banyak sekali tempat hiburan, hotel, restoran, toko, pertunjukan, bahkan kasino. Tinggal pilih, mau menyambangi yang mana. Favorit saya: Candylicious. Segala rupa permen dan cokelat ada di sini. Bikin ngiler dan ingin memborong semuanya. Sayang, kurs Dollar Singapura terhadap Rupiah membatasi keinginan ini hahaha...

Siap-siap kalap di sini...

Inilah 4 tempat wisata di RWS yang sempat saya kunjungi:

1.   S.E.A Aquarium
S.E.A Aquarium pernah menjadi akuarium terbesar di dunia sebelum akhirnya tahun lalu dikalahkan oleh Dubai Aquarium & Underwater Zoo. Selain memiliki lebih dari 800 spesies hewan laut, di antaranya ikan pari manta raksasa, kerapu goliath, dan napoleon wrasse, di sini juga ada The Maritim Experiential Museum yang terletak tepat setelah pintu masuk. Kita seolah-olah ‘menelusuri’ Jalur Sutra Maritim kuno, jalur perdagangan di Asia yang zaman dahulu dilewati oleh para pedagang, pengelana, dan prajurit. Di museum ini saya juga melihat juga replika kapal layar Asia dari dermaga Historic Ship Harbour dalam ukuran sebenarnya. 

Replika kapal yang digunakan pedagang zaman dahulu menelusuri jalur sutera.

Sebelum memasuki area akuarium, sempatkan diri menonton di Typhoon Theatre multimedia 360 derajat, yang mengajak pengunjung berlayar 'menaiki' sebuah kapal layar dan menghadapi badai berbahaya. ‘Lolos’ dari badai, barulah pengunjung digiring masuk ke dalam akuarium. Selain lorong akuarium raksasa Shark Seas yang terkenal itu, spot favorit saya adalah Open Ocean. Di sini, pengunjung bisa berada sangat dekat dengan ikan sambil duduk santai di atas karpet tebal yang nyaman. 

Lorong akuarium raksasa yang terkenal itu...

Tiket masuk
Anak 4 – 12 tahun: SGD28
Dewasa: SGD38

2.   Dolphin Island
Jika Anda dan si kecil ingin berinteraksi secara unik dan mengenal lebih dekat mamalia laut yang baik hati, di sinilah tempatnya. Ada beberapa paket yang bisa dipilih, yaitu Dolphin Encounter, berinteraksi dengan lumba-lumba tanpa harus masuk ke dalam air; Dolphin Discovery, berinteraksi dengan lumba-lumba dengan cara masuk ke dalam kolam hingga setinggi pinggang; serta Dolphin Adventure, bermain dan berenang bersama para lumba-lumba. Jangan khawatir, Anda dan keluarga akan didampingi oleh para pemandu yang terlatih dan super ramah.
Bermain-main dengan lumba-lumba...
Tiket masuk
Dolphin Encounter: SGD58 (anak 4 – 12 tahun), SGD68 (dewasa)
Dolphin Discovery: SGD88 (anak 4 – 12 tahun), SGD98 (dewasa)
Dolphin Adventure: SGD118 (anak 4 – 12 tahun), SGD128 (dewasa)

3.   Wings of Time
Pertunjukan yang baru ada sejak Juli tahun 2014 lalu ini hanya bisa dinikmati di malam hari, pukul 19.40 dan 20.40. Karena ini merupakan atraksi permainan sinar laser, air mancur, dan video mapping 3 dimensi yang diiringi cerita dan musik yang keren, yang memang hanya bakal terlihat cantik jika ditonton di malam hari ketika langit sudah gelap. Bercerita tentang perjalanan Shahbaz, burung prasejarah mistis, bersama kedua temannya, Rachel dan Felix, menelusuri waktu dan menemukan sebuah tanah baru yang cantik. Di awal cerita, penonton akan diajarkan menyanyi lagu theme Wings of Time, yang nantinya di akhir cerita akan dinyanyikan bersama-sama. Recomended banget, nih...meski sekarang katanya sudah ada saingannya di Purwakarta...
Salah satu adegan dalam Wings of Time...

Tiket
Premium seat: SGD23
Standard seat untuk turis: SGD18
Standard seat untuk lokal: SGD15

4.   Universal Studio Singapore (USS)
Rasanya, siapa pun yang pernah ke Singapura, pernah bermain di sini. Inilah theme park dimana Anda bisa menikmati wahana, pertunjukan, dan atraksi modern yang terinspirasi dari film dan serial televisi blockbuster favorit, seperti Transformer The Ride: The Ultimate 3D Battle, Shrek 4-D Adventure, Madagascar: A Crate Adventure, Jurassic Park Rapids Adventure, dan yang agak baru yaitu Puss In Boots’ Giant Journey, berupa roller coaster gantung di sebuah bangunan reruntuhan kastil yang terlilit batang pohon kacang raksasa. 
Banyak banget toko-toko suvenir kaya gini...
Peringatan aja, nih, buat ibu-ibu yang ke sini. Kalau nggak kuat iman, kantong bisa jebol di sini. Bukan, bukan karena harga tiketnya yang hampir 3 kali lipat harga tiket masuk Dufan, Ancol. Tapi karena banyak banget toko souvenir lucu yang bikin kita kepingin membelikannya buat anak. Lihat ke toko ini, "Aduh, si sulung pasti seneng banget kalau dibeliin tas Transformer ini!" Kemudian ke toko lain lagi, "Ihhh, si bungsu kan lagi seneng sama Elmo. Beli, ah!" Pusingggg....
Parah... semuanya menggoda iman.
 
Tiket:
Dewasa: SGD74
Anak (4 – 12 tahun): SGD54
Senior (>60 tahun): SGD36

Kamis, 04 Februari 2016

Usaha Keras Para Ibu Ketika Anak-Anaknya Ikut Lomba



 
Yang paling mainstream, lomba Kartini-an :)


Dengan niat memperkaya pengalaman anak, banyak para mama rajin mengikutsertakan anaknya berbagai lomba? Sebut saja, mulai dari lomba foto (ini yang paling banyak...), fashion show, lomba tari, nyanyi, dan lomba-lomba lainnya. Meski begitu, tetap selalu ada terselip niat ingin melihat anak kita berdiri di atas podium dengan piagam dan piala di tangan, ditambah tepukan tangan serta decak dan tatapan kagum dari orang lain. Hayooo... betul, kan? 

Coba saja disimak kisah Tasya, mama 2 anak, yang berdomisili di Tangerang. Tasya ini termasuk salah satu mama yang giat mengikutsertakan anak sulungnya ke berbagai ajang lomba. Mulai dari lomba merangkak ketika anaknya masih bayi, lomba foto, fashion show, kostum, hingga talent show. Hasilnya cukup membanggakan, anaknya lumayan sering memenangkan lomba. Bangga? Sudah pasti. Yang pasti, Tasya senang anaknya eksis di berbagai lomba. Kalaupun menang, itu ia anggap sebagai bonus. "Meski rasanya memang sangat membanggakan,” kata Tasya. Bagaimana dengan hadiah? Nggak bohong, kalau hadiah juga jadi salah satu faktor pertimbangan. Kalau hadiahnya keren dan fantastis, Tasya jadi dobel semangat mempersiapkan anaknya untuk lomba. Seperti waktu lomba kostum Hallowen yang diadakan oleh salah satu toko mainan. Hadiahnya voucer jutaan rupiah untuk membeli mainan. Untuk mama 2 balita seperti Tasya, itu sangat menggiurkan, lho.
  
Lain Tasya, lain pula Wini, mama 2 anak yang satu ini fokus hanya mengikuti lomba foto anak dan keluarga. Tampaknya, ia punya bakat sebagai seorang stylist, karena sebagian besar foto-foto yang dihasilkannya selalu keren dan catchy. Nah, untuk mendapatkan hasil foto yang super duper keren, ia bahkan tak ragu menggunakan jasa fotografer profesional. Tak sia-sia, sih, karena ia dan keluarganya berhasil jalan-jalan ke luar negeri beberapa kali secara gratis berkat menang lomba foto! Menggiurkan, ya?

Meski menggiurkan, apa yang diperoleh Tasya dan Wini bukannya tanpa usaha sama sekali. Ketika mengikutsertakan anaknya ke kontes model foto anak untuk sebuah merek pakaian, misalnya, beberapa hari sebelum hari pemotretan, Tasya membawa anak laki-lakinya ini ke salon untuk potong rambut. Ia bahkan berkonsultasi pada hair stylist di sana mengenai  model rambut terkini yang paling cocok untuk anaknya itu. Tak hanya itu, ia juga membuka-buka majalah dan internet untuk mencari referensi gaya foto para model anak-anak yang menurutnya sesuai dengan gaya merek pakaian tersebut. Berhari-hari ia melatih anaknya berpose dengan berbagai gaya, mengulangnya, sampai hasil foto benar-benar terlihat ‘keren’ namun natural.
 
Sama seperti Tasya, Wini pun tak segan melakukan usaha ekstra agar dapat menghasilkan foto-foto keluarga yang eye catching untuk diperlombakan. “Untuk lomba, saya pantang mengirimkan foto yang biasa-biasa saja. Foto harus clean (tidak ada objek lain yang mengganggu), bertema, dan yang pasti dibuat baru alias tidak menggunakan foto lama,” katanya. Untuk membuat foto baru itu, tak segan Wini akan hunting properti dan baju yang cocok dengan tema yang diminta pihak penyelenggara lomba.  

Sah-sah saja, sih, melakukan upaya ekstra dengan tujuan memperbesar kesempatan si kecil untuk menang. Ini bisa sekalian jadi momen bagi anak untuk belajar bahwa ada usaha dan kerja keras di balik setiap keberhasilan. Dengan begitu, ketika ia berkesempatan menjadi pemenang, ia tak jadi jumawa dan berpikir itu karena dirinya hebat. Meski begitu, jangan salah memaknai kata “usaha” di sini, ya, Ma. Seperti yang dikatakan Tasya, ada banyak orang tua seperti dirinya yang hobi mengikutsertakan anaknya ke dalam kompetisi. “Pada intinya, semua orang tua ini ingin anaknya jadi juara. Tapi, cara yang mereka lakukan berbeda-beda. Ada yang relijius menyuruh anaknya berdoa sebelum tampil di panggung, tapi tak sedikit juga pakai nada ‘ancaman’ ke anaknya ketika akan naik ke panggung, misal ‘awas, ya, kalau nanti tidak bagus’,” ceritanya. Ironis, memang, ketika lomba yang ditujukan untuk anak-anak ini pada akhirnya menjadi ajang kompetisi terselubung bagi para orang tua. 

Yang perlu Mama pahami adalah: Jadi juara dan dapat hadiah bukanlah satu-satunya keuntungan yang akan didapat oleh si kecil ketika ia berkompetisi. Masih banyak keuntungan lain yang ia dapat meski tak meraih predikat juara sekalipun. Seperti yang dikatakan Dr. Cynthia E. Johnson dari North Carolina State University, kompetisi memang akan menantang dan mendorong anak untuk menjadi unggul. Tapi hal ini tak akan menjadikannya sebagai seorang anak yang maunya menang terus. Justru, dengan sering berkompetisi, anak akan belajar apa itu menang dan kalah, serta bagaimana menghadapi situasi tersebut. Jadi, jangan ragu mengikutsertakan anak dalam lomba apapun, ya, Ma!

Rabu, 27 Januari 2016

Acer Liquid Z320 untuk Anakku




Barangkali sama seperti kebanyakan Mama lain (yang mengikuti saran dari berbagai pakar dan sumber!), saya berusaha meminimalkan paparan gadget atau gawai pada anak-anak. Kenapa?  Ya seperti yang sering kita baca ulasannya di internet dan media sosial, gawai itu lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya.  Salah satu mudharatnya nih, layar gawai itu memancarkan sinar biru yang konon bisa menyebabkan gangguan tidur, kegemukan, dan masalah pada mata anak. Para ahli menyebut masalah pada mata ini sebagai digital eye strain atau ketegangan mata digital. Gejalanya: mata kering, iritasi, penglihatan buram, mata lelah, leher dan pundak nyeri, serta sakit kepala. Nah lho!

Tapiii, ternyata kakeknya si kecil (yang adalah Papa saya), punya pandangan yang berbeda dengan saya. Menurut sang kakek, tidak apa-apa anak diberi gawai. Selain untuk bermain, gawai juga bisa jadi sarana belajar buat anak. “Jangan sampai anak jadi gaptek kaya kakeknya,” begitu kata Papa saya. Saya, sih, masih keukeh belum setuju. Selain takut efeknya terhadap kesehatan mata anak, saya juga takut anak jadi kecanduan sama games dan internet. Saya takut ia membuka-buka situs di internet yang tak aman, takut ia jadi malas belajar karena keasyikan main games, takut begini dan takut begitu….

Sampai akhirnya suatu hari si kakek membelikan kado sebuah ponsel pintar untuk anak sulung saya yang berulang tahun ke-8. Acer Liquid Z320! Awalnya saya protes pada Papa. “Kenapa kasih kado ponsel?" Ponsel pintar lagi! Sungguh, saya lebih rela jika anak saya dihadiahi konsol permainan saja sekalian, karena lebih mudah bagi saya untuk mengatur jadwal penggunaannya di rumah. Tapi si Kakek punya jawaban jitu. Katanya, “Papa sudah pilihkan ponsel pintar teraman untuk anak-anak. Acer Liquid Z320 ini saran dari beberapa Tante kamu. Katanya ramah anak. Coba saja kamu cari informasinya di internet!”

Oh, begitu, ya? Baiklah, saya langsung berselancar di Google mengetikkan kalimat “Acer Liquid Z320 ramah anak”. Saya buka dan baca satu persatu ulasan tentang ponsel pintar yang baru diluncurkan November tahun lalu. Ternyata, meski masuk kategori ponsel murah, Acer Liquid Z320 punya spesifikasi yang lumayan, lho. Androidnya sudah Lollipop, memori internal 8 GB, dan RAM 1 GB. Bentuknya juga keren, kok. Ponsel yang katanya memiliki dimensi 136 x 66,5 x 9,6 mm dan bobot 142 gram ini memiliki sudut lengkung yang tampaknya membuat ponsel ini nyaman digenggam. Paslah untuk ukuran tangan anak umur 8 tahun jika ingin mengoperasikannya dengan satu tangan. Kalaupun ditaruh di kantong baju atau saku celana, tidak bakalan makan tempat atau menyembul keluar dari kantong. Fitur kameranya juga tidak mengecewakan. Kamera belakang berkekuatan 5 megapiksel sudah cukup bagus untuk anak berfoto-foto dengan teman-temannya. Ditambah lagi dengan kamera depan berkekuatan 2 megapiksel, wahh…, itu sudah lumayan bagus untuk selfie tuh…! Dan, meskipun materialnya terbuat dari plastik, kesan mewah masih terlihat di bagian belakang yang memiliki aksen garis-garis.
dari www.acerid.com

Oke, kesan pertama saya: Ponsel pintar Acer Liquid Z320 ini layak untuk dibeli. Dengan harga satu jutaan, Anda mendapatkan spesifikasi yang cukup bagus dari merek Acer yang sudah mendunia.


Tugas saya selanjutnya adalah mencari tahu soal fitur Kids Center yang sudah di pre-instal dalam ponsel Acer Liquid Z320. Dari ulasan yang saya baca, fitur ini berisi berbagai konten yang bermanfaat untuk anak-anak, seperti aplikasi edukasi untuk membantu anak belajar sekaligus mengasah kreativitasnya, serta berbagai permainan dan video yang bisa ditonton anak di waktu luangnya. Kita sebagai orang tua tak perlu khawatir soal keamanannya, karena Kids Center ini dapat membatasi aplikasi konten dan akses data yang tidak sesuai dengan usia anak. Kids Center bahkan dilengkapi dengan parental control untuk memantau aktivitas internet anak, sekaligus mencegah anak mengunduh konten dewasa atau membeli aplikasi baru tanpa seizin orang tua. Keren, ya? 

dari www.acerid.com

Oiya, satu lagi yang tak kalah keren, Acer Liquid Z320 punya fitur yang namanya Bluelight Shield yang akan mengubah karakter warna layar sehingga mengurangi efek sinar biru yang melelahkan mata seperti yang saya jelaskan di atas. That’s it!
dari beritagar.id

Baiklah, sepertinya saya akan mengizinkan si sulung saya memakai ponsel baru hadiah dari kakeknya itu. Tapi sebelum itu, masih ada satu langkah lagi yang harus saya lakukan sebelum menurunkan izin 100 persen, mencoba sendiri aplikasi Kids Center di Acer Liquid Z320. Jadi, inilah hasil ‘investigasi’ saya pada Kids Center di Acer Liquid Z320.


Tampilan full color
Begitu membuka fitur Kids Center di Acer Liquid Z320, saya langsung tertarik pada tampilan full color yang mendominasi. Ikon aplikasi yang ada di dalamnya pun berwarna-warni. Begitu Kids Center dibuka, anak hanya bisa menikmati aplikasi dan situs-situs tertentu yang ada di dalam fitur Kids Center, yang memang dikhususkan untuk mereka sesuai dengan usianya.  

Anti bosan
Jangan dipikir aplikasi yang ada di Kids Center ini hanya sedikit, ya. Selain sudah menyediakan ribuan konten untuk anak, Kids Center juga rutin memberikan usulan aplikasi, permainan, dan video yang sesuai dan aman untuk anak. Jadi, aplikasi yang bisa diakses anak akan terus bertambah setiap harinya.

Ekstra aman
Selain memang sudah disesain aman dari pabriknya, masih ada fitur Extra Safe Zone yang dapat mengunci ponsel di Kids Center meskipun telah dinyalakan ulang. Fitur ini bisa diaktifkan jika orang tua masih saja merasa khawatir kalau-kalau anak ‘tersesat’ saat berselancar di Kids Center atau menemukan hal-hal yang tak sesuai dengan usia mereka.  

Galeri pribadi
Di Kids Center, anak bisa punya galeri pribadi berisi foto-foto selfie dirinya. Yang menarik pada aplikasi kamera ini, akan ada bingkai foto lucu yang muncul saat anak memotret. Ada juga stiker-stiker lucu untuk menghias foto. Jadi, hasil fotonya lebih keren daripada foto-foto di galeri utama.
Selain foto, anak juga bisa menyimpan gambar-gambar lucu hasil mewarnainya yang ia dapat di Coloring Pages.  


Mudah digunakan
Meski berisi banyak sekali aplikasi dan fitur, Kids Center ini sangat mudah dioperasikan oleh anak di bawah usia 12 tahun. Pengaturan-pengaturan baru yang dibuat oleh orang tua juga mudah dipahami anak.

Fiuhh… leganya mengetahui kalau si Acer Liquid Z320 ini benar-benar ponsel pintar yang ramah anak. Persetujuan langsung saya berikan pada si sulung untuk memiliki ponsel berlayar 4,5 inchi ini. Sambil berbisik padanya, “Kapan-kapan Mama boleh pinjam, ya!” Hihihi…, soalnya, selain ramah anak, ponsel Acer Liquid Z320 ini juga oke banget untuk mendengarkan musik, lho. Secara ya, Mama yang satu ini paling tidak bisa kerja tanpa diiringi musik. Nah, hasil mengutak-atik si Acer Liquid Z320 tadi, saya menemukan kalau ponsel ini juara untuk mendengarkan musik sekelas konser, baik lewat speaker maupun earphone. Ini berkat dukungan teknologi DTS Sound, yang memungkinkan kita menikmati alunan musik dengan kualitas output audio yang super jernih. Ditambah lagi, ya, ponsel Acer Liquid Z320 ini juga punya 3 aplikasi musik super keren yang tidak bakal ditemui di ponsel pintar lainnya, yaitu:

1.    Musixmatch
Aplikasi ini keren… karena bisa menampilkan lirik dari setiap lagu yang sedang diputar di Acer Liquid Z320 kita. Bisa ikutan nyanyi, deh.   

2.    Mixzing
Selain juga menampilkan lirik lagu yang sedang diputar, aplikasi ini juga bisa memutar musik dan secara video bersamaan, lho. Bisa karaokean, nih. 

3.    Music Rocket Player  
Seperti halnya musikus andal, kita bisa atur sendiri suara musik yang akan kita dengarkan lewat equalizer yang ada di aplikasi ini. Musik yang biasa-biasa sekalipun bisa kita ubah jadi sebuah konser mini di telinga kita.


Kurang apa lagi, coba?

Yuk, ah, buruan ke toko ponsel.
http://www.acerid.com/z320blogcompetition/